Tataibadah harian
Sabtu –
23 Juli 2022
Bacaan:
Lukas 8.22-25
Saat teduh
Bisa diiringi
instrumen
Nyanyian Umat
KJ 439 – Bila Topan Kras Melanda
Hidupmu
Bila Topan k’ras melanda hidupmu, bila
putus asa dan letih lesu,
berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau
niscaya kagum oleh kasih-Nya
Berkat
Tuhan, mari hitunglah, kau ’kan kagum oleh kasih-Nya.
Berkat
Tuhan mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh kasih-Nya
Dalam pergumulanmu di dunia janganlah
kuatir, Tuhan adalah!
Hitunglah berkat sepanjang hidupmu,
yakinlah, malaikat menyertaimu
Doa Pembuka - Dipimpin seorang anggota keluarga
Pembacaan Mazmur 138
Seorang anggota
keluarga membacakannya
Renungan
o
Doa persiapan
o
Pembacaan Alkitab: Lukas 8.22-25
Terpaan Badai Kehidupan
Badai hidup, seperti yang kita baca dalam perikop ini,
lumrah terjadi. Berkali-kali kita dihadapkan pada gejolak tetap percaya pada Tuhan
atau meninggalkan-Nya. Upaya menenangkan diri dari berbagai kegalauan mungkin
sudah berkali-kali dilakukan, namun hasilnya sia-sia.
Percaya kepada Kristus artinya siap menerima gelombang
badai – betapapun dahsyatnya – karena yakin Kristus tidak membiarkan kita
sendirian. Ini tentu tidak diartikan Ialah yang membereskan badai ini
sendirian.
Mari perhatikan jalannya cerita. Yesus masuk ke perahu
bersama para murid-Nya. Lalu Ia mengajak murid-Nya berlayar dan mereka mulai
menggerakkan perahu. Sementara para murid mendayung, Yesus tidur. Lalu datanglah
badai topan mengamuk dan membuat mereka berada dalam bahaya. Para murid ketakutan.
Mereka panik. Tidak tahu apa yang dapat diperbuat demi mengatasi situasi itu. Yang
terlintas segera adalah mendatangi Yesus dan membangunkan-Nya. Setelah meredakan
badai itu, Yesus bertanya kepada mereka, “Di manakah kepercayaanmu?”
Apakah yang dimaksud oleh Yesus? Bukankah percaya artinya
bersandar pada Yesus? Tidakkah yang dilakukan para murid itu sudah benar, yakni
meminta pertolongan Yesus, yang mereka anggap memiliki kuasa di atas mereka dan
di atas hal lain di seluruh semesta?
Ketakutan para murid – yang didasari ketidakyakinan mereka
pada kemampuan Yesus – membuat mereka ‘hanya’ bisa membangunkan Yesus dan
teriak “tolong, tolong!” Apakah mereka berbuat sesuatu demi menghadapi masalah?
Tidak! Mereka terdiam karena merasa tak berdaya, padahal bersama Yesus dalam
perahu, semestinya mereka bisa menghadapi badai, betapapun besarnya, seperti
lagu sekolah Minggu yang dinyanyikan anak-anak:
With Christ in the vessel we
can smile at the storm
As we go sailing home
Ya, bersama Yesus di dalam perahu, kita bisa tersenyum dan
menghadapi persoalan dengan sikap aktif, sampai akhirnya kita sampai di akhir
pengembaraan hidup kita. Ya, apapun masalahnya, dan betapapun besarnya!
Pokok doa
Arus
Covid kembali melonjak! Ini salah satu gelombang badai yang perlu kita hadapi
juga. dalam badai penularan yang meningkat, marilah kita menyandarkan diri pada
Tuhan demi menghadapinya, bukan dengan roh ketakutan, melainkan dengan roh yang
menenangkan, sehingga kita bertanggung jawab, bukan saja terhadap hidup dan
keselamatan kita, melainkan juga terhadap hidup sesama kita.
Dipimpin oleh seorang anggota keluarga, atau bergantian
Nyanyian Umat
NKB 123 – Dalam Badai Hidupku
Dalam badai hidupku Yesus kupegang teguh.
Walau imanku lemah, ‘ku bersandar pada-Nya.
Yesuslah
harapanku tiap saat hidupku;
apa jua menerpa ‘ku bersandar
pada-Nya.
Roh Kudus bersinar t’rang, maka hatiku senang.
Aman ‘ku dipimpin-Nya, ‘ku bersandar pada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar