TETAPLAH DEKAT

(Selasa, 21 Juni 2022)

  

Saat Teduh


Nyanyian Pembuka : PKJ 258 : 1-2


“Ku Ingin Selalu Dekat Pada-Mu”


‘Ku ingin selalu dekat pada-Mu,

Mengiring Tuhan tiada jemu.

Bila Kaupimpin jalan hidupku,

Tidak ‘ku takut ‘kan s’gala set’ru.

 

Refrain :

O, Jurus’lamat, pegang tanganku:

Bimbingan-Mu itu ‘ku perlu.

B’ri pertolongan kuat kuasa-Mu.

O, Tuhan Yesus, pegang tanganku!

 

Gelap perjalanan yang aku tempuh,

Namun teranglah dalam jiwaku.

Susah sengsara kini kud’rita;

Damai menanti di sorga baka.

(kembali ke refrain)


Pembacaan Kitab Mazmur 64

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

  • Perjanjian Lama : Ayub 19 : 1-22
  • Perjanjian Baru : Efesus 2 : 11-22


Renungan

Satu hal yang bisa membuat kita bersyukur dalam kehidupan ini adalah saat kita kembali menengok pada perjalanan kehidupan kita di masa lalu, sebelum kita mengenal Kristus, dan membandingkannya dengan kehidupan kita di masa sekarang ini, setelah kita mengenal Kristus. Kita akan menjumpai bagaimana besarnya karya Allah dalam kehidupan kita. Sekalipun di masa lalu hidup kita penuh dengan dosa, namun Allah tetap berkenan untuk merengkuh dan merangkul kita, sehingga kita memiliki pengharapan akan keselamatan, sebagaimana yang Kristus sudah janjikan. Kita yang dahulu dianggap sebagai manusia yang ‘jauh’ dari Allah, sekarang kita telah diperdamaikan dengan diri-Nya dan menjadi manusia yang ‘dekat’ dengan Allah. Hal itulah yang juga dinyatakan Paulus kepada jemaat di Efesus.

Dalam bacaan kita di Efesus 2:11-22, Paulus mendorong jemaat Efesus untuk mengingat bagaimana perjalanan hidup mereka sebagai umat Allah. Awalnya, mereka bukan bagian dari warga Israel dan bukan bagian dari orang-orang yang mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Mereka dulu adalah orang-orang yang hidup tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Namun, di dalam Kristus, mereka yang dahulu dipandang ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. Melalui kematian Kristus, mereka diperdamaikan dengan Allah dan menjadi bagian dari warga kerajaan Allah, sehingga sekarang mereka bukan lagi orang asing atau pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.

Apa yang terjadi dalam kehidupan jemaat Efesus ini, sebenarnya juga mewakili perjalanan kehidupan kita sebagai umat Allah. Dahulu kita juga tidak termasuk dalam bagian dari orang-orang yang menerima janji Allah, sebab kita bukanlah keturunan orang Israel secara lahiriah. Namun, karena pengorbanan dan kematian Kristus, maka kita telah mendapatkan kasih karunia untuk menjadi bagian dari warga kerajaan Allah. Oleh Kristus, kita yang dahulu tidak termasuk dari orang-orang yang menerima janji Allah, telah dibuat menjadi bagian dari orang-orang yang menerima janji Allah itu dalam kehidupan kita. Sebab itu, sebagai bagian dari orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Allah oleh pengorbanan Yesus Kristus, maka sudah seharusnya kita selalu menjaga persekutuan kita dengan Kristus. Sebab jika kita hidup jauh dari Kristus, maka kita tidak akan memiliki kekuatan untuk mengadapi berbagai masalah hidup yang kita hadapi. Sebagaimana yang dialami oleh Ayub, saat ia dalam kondisi hidup yang “jauh dari Allah”. Ayub mengalami keadaan hidup yang sangat memprihatinkan. Ia tidak memiliki daya dan kekuatan untuk menghadapi hari-hari kehidupannya. Ia begitu lemah dan tak berdaya. (Ayub 19:1-22)

Belajar dari jemaat Efesus dan pengalaman Ayub ini, maka sebagai orang-orang yang telah didekatkan kepada Allah, kita dipanggil untuk menjaga dengan sungguh-sungguh relasi kita dengan Allah agar tetap dekat. Jangan sampai di tengah perjalanan kehidupan kita ke depan, kita justru hidup jauh dari Allah. Kita harus terus berusaha untuk tetap dekat dengan Allah dalam segala situasi kehidupan yang kita hadapi. Apapun yang terjadi dan kita alami kehidupan ini, jangan sampai hal itu menjauhkan kita dari Allah. Selamat menjaga kedekatan kita dengan Allah di tengah kehidupan ini. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

(dapat dipimpin oleh salah satu anggota keluarga atau dibagi dengan anggota yang lain)
  • Berdoa untuk masyarakat agar dapat tetap mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga diri dan keluarganya.
  • Berdoa bagi keluarga masing-masing 

Nyanyian Penutup : KJ 401 : 1-2


“Makin Dekat, Tuhan”


Makin dekat, Tuhan, kepada-Mu;

Walaupun saliblah mengangkatku,

Inilah laguku: dekat kepada-Mu;

Makin dekat, Tuhan, kepada-Mu.

 

Berbantal batu pun ‘ku mau rebah,

Bagai musafir yang lunglai, lelah,

Asal di mimpiku dekat kepada-Mu;

Makin dekat, Tuhan, kepada-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025