Ce eL Be Ka

 

Tataibadah harian

 

Sabtu - 18 Juni 2022

Bacaan: Matius 9.27-34

 

 

 

Saat teduh

Bisa diiringi instrumen

 

Nyanyian Umat

PKJ 245 – Seperti Wanita Di Pinggir Sumur

 

Seperti wanita di pinggir sumur, betapa haus jiwaku.

‘Ku mendengar Yesus berkata, “Minumlah air hidup yang kekal.

 

         Ya Tuhanku, bri aku minum

dan puaskan haus jiwaku;

b’ri ku makan hingga jiwaku kenyang.

Ya Tuhan, baharui diriku.

 

Tak terbilang orang yang merindukan nikmatnya dunia yang fana;

tetapi tiada harta indah setara Yesus Kristus, Tuhanku.

 

Doa Pembuka - Dipimpin seorang anggota keluarga

 

 

Pembacaan Mazmur 22.19-28

Seorang anggota keluarga membacakannya

 

Renungan

o   Doa persiapan

o   Pembacaan Alkitab: Matius 9.27-34

 

 

Ce eL Be Ka

 

Pernah jatuh cinta? Mungkin pernah. Namun apakah pernah kembali mengulang cinta terhadap orang yang sama setelah lama berpisah dan putus dengannya? Mungkin belum. Atau setidaknya, tidak semua orang mengalaminya. Kalau pernah, anak muda menyebutnya dengan istilah Ce eL Be Ka (singkatan dari Cinta Lama Bersemi Kembali). Apa yang dulu dialami, diulang lagi.

 

Kisah orang buta yang disembuhkan Yesus ada miripnya dengan Ce eL Be Ka ini. Siapa yang jatuh cinta? Tidak ada, jika ukurannya kasih romantis antara dua insan. Lalu di mana letak kemiripannya?

 

Jauh sebelum dia buta, orang ini pernah bisa melihat. Oleh karena itu dia sangat mengerti betapa indahnya pemandangan dunia. Entah kenapa ia jadi buta dan kehilangan segala keindahan yang pernah matanya nikmati itu. Kini, setelah disembuhkan Yesus, ia gembira dan kembali bisa merasakan apa yang dulu dianggapnya indah. Namun Yesus berpesan, setelah sembuh, “Jangan bilang siapa-siapa ya…” Ini ketentuan yang diminta Yesus dari si buta.

 

Sudah terlihat di mana miripnya? Semoga. Namun renungan ini belum selesai. Justru setelah membaca cerita ini kita bisa menghubungkannya dengan hidup sekarang.

 

Dua tahun lebih kita disiksa pandemi. Takut dan cemas mewarnai hari-hari kita, sehingga membatasi ruang gerak kita. Kita rindu dipulihkan. Kita kangen situasi dulu, keluar rumah tanpa masker dan tanpa rasa takut. Bebas menikmati keindahan hidup dengan segala dinamikanya!

 

Kini harapan itu mulai terlihat dekat. Apakah hidup akan kembali seperti dulu? Bisa jadi. Lalu kita mengatakan ini karena kemurahan Yesus, yang memulihkan hidup kita. Tapi jangan mau seperti dulu dong! Zaman sudah berubah. Kini saatnya melangkah. Katanya, kita bukan kembali ke zaman normal (dulu), melainkan ke zaman new normal (kenormalan baru), dengan berbagai ketentuan yang kita jalani semasa pandemi. Hidup yang kedua, alias move on, perlu kita lakoni. Dengan berbagai konsekuensinya, tentunya. Seperti si buta yang diberi pesan oleh Yesus, kita juga harus sadar bahwa kondisi kenormalan baru ini perlu disikapi dengan cara baru, bukan tanpa ketentuan. Mari kita berlakukan dengan baik…

 

Pokok doa

 

Lonjakan kasus penularan covid belakangan ini membuat kita perlu meningkatkan kewaspada-an. Kiranya hikmat Tuhan kita pergunakan demi menjaga keselamatan semua makhluk!

 

Dipimpin oleh seorang anggota keluarga, atau bergantian

 

Nyanyian Umat

PKJ 245 – Seperti Wanita Di Pinggir Sumur

 

Hai saudara, bila jiwamu haus,

yang fana jangan kau kejar.

Kau pasti dis’lamatkan Tuhan

bila engkau berdoa pada-Nya.

 

Ya Tuhanku, bri aku minum

dan puaskan haus jiwaku;

b’ri ku makan hingga jiwaku kenyang.

Ya Tuhan, baharui diriku.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA IBADAH HARIAN Jumat, 19 Desember 2025     Pujian P e mbukaan KJ 25 : 1 – 3 – YA ALLAHKU DI CAH’YAMU   Ya Allahku, di cah’...