Kamis, 20 November 2025
NYANYIAN
PEMBUKA
Tuhan Selalu Menolongku
https://youtu.be/qaf0E0PXOEQ?si=A3N1Wa1ZgB8kU4Ks
Musim akan selalu berganti
Kasih Tuhan tetap abadi
Tak akan berubah sampai selamanya
'Ku tetap percaya
'Ku yakin Tuhan memberkati
'Ku yakin Tuhan melindungi
Burung diudara Tuhan pelihara
Karena kasihNya
Tuhan selalu menolongku
Selalu menjagaku
Sehelai dirambutku
Tak akan terjatuh
tanpa seijinMu
Tuhan selalu menolongku
selalu menjagaku
Dia mengenyangkanku
Dan peliharaku
Seumur hidupku
DOA
PEMBUKA
Dipimpin
oleh salah satu anggota keluarga
BACAAN
ALKITAB
Mazmur 46
2 Tawarikh 18:12-22
Ibrani 9:23-28
RENUNGAN
Dalam kehidupan
yang penuh ketidakpastian ini, kita sering mencari sandaran yang kokoh. Mazmur
46 mengingatkan kita bahwa “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan
kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Ini adalah janji
yang melegakan, bahwa di tengah goncangan hidup, ada tempat yang aman. Namun,
kenyataannya, kita sering bersikap seperti Raja Ahab dalam bacaan 2 Tawarikh
18. Hati kita sudah memiliki keinginan sendiri, dan kita hanya mencari
“nabi-nabi” yang akan membenarkan keputusan kita, meski itu salah. Kita lebih
memilih mendengar kebenaran yang nyaman daripada kebenaran yang sebenarnya.
Seperti Ahab yang mendengarkan nabi-nabi palsu dan mengabaikan nubuat Mikhaya
yang menyakitkan, kita pun sering menutup telinga ketika Tuhan berbicara
melalui firman-Nya atau saudara seiman yang menegur, hanya karena hal itu
bertentangan dengan keinginan pribadi kita.
Kisah Ahab ini
menjadi cermin yang jujur bagi kita. Dia diberi kebenaran, tetapi karena
kebenaran itu tidak sesuai dengan ambisinya, dia menolaknya dan akhirnya
binasa. Ini menunjukkan betapa berbahayanya hati yang keras dan telinga yang
selektif terhadap suara Tuhan. Kita merasa telah berlindung pada Tuhan, seperti
dalam Mazmur 46, tetapi tindakan kita membuktikan bahwa kita lebih mempercayai
ramalan-ramalan “palsu” kita sendiri—seperti ketenangan dari harta, karier,
atau hubungan yang kita pertuhankan. Kita mencari perlindungan di tempat yang
salah.
Lalu, di
manakah harapan kita? Ibrani 9:23-28 memberikan titik terang. Semua ritual dan
korban dalam Perjanjian Lama hanyalah bayangan. Kristus datang bukan untuk
mempersembahkan korban binatang atau membersihkan tempat kudus buatan tangan,
tetapi untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri sekali dan untuk selamanya.
Kematian-Nya adalah solusi final atas dosa. Jika kita, seperti Ahab,
terus-menerus mengandalkan diri sendiri dan menolak kebenaran, itu sama saja
dengan menganggap remeh pengorbanan Kristus yang mahal itu. Kita berperilaku
seolah-olah dosa kita bisa diatasi dengan usaha sendiri, padahal hanya darah
Kristus yang sanggup menyucikannya.
Ketiga bacaan
ini saling berkait. Mazmur 46 menawarkan perlindungan sejati. Kisah Ahab dalam
2 Tawarikh 18 menunjukkan akibat memilih perlindungan palsu dan menolak
kebenaran. Ibrani 9 menegaskan bahwa perlindungan sejati itu hanya mungkin
karena Kristus telah mati sekali untuk mengatasi akar masalahnya, yaitu dosa
kita. Karena itu, renungan bagi kita hari ini adalah: Di tengah badai
kehidupan, apakah kita benar-benar berlindung pada Tuhan yang adalah benteng
yang kokoh, atau kita justru sibuk membangun benteng kita sendiri yang rapuh?
Apakah kita datang kepada Kristus, percaya bahwa korban-Nya yang sekali itu
sudah cukup, sehingga kita tidak perlu lagi lari kepada “nabi-nabi palsu”
seperti pengakuan diri kita, harta, atau pujian orang lain? Mari berhenti bersandar
pada yang sementara, dan berlabuhlah pada Kristus, satu-satunya perlindungan
abadi yang tidak akan pernah goyah. Hanya dalam Dialah kita menemukan
ketenangan sejati, sekalipun dunia di sekitar kita bergoncang. @vals.13
DOA
SYAFAAT
Dipimpin
oleh anggota keluarga atau dapat dibagi pada masing-masing anggota keluarga
- Kehidupan pribadi agar tetap berpusat pada Kristus
- Kehidupan keluarga
agar terus dapat saling menguatkan
- Kesehatan fisik,
mental dan spiritual orang-orang terkasih
- Perdamaian dan
keadilan di dunia
NYANYIAN
PENUTUP
KJ 440 “Di Badai Topan Dunia”
1.
Di badai topan dunia
Tuhanlah Perlindunganmu;
kendati goncang semesta, Tuhanlah Perlindunganmu!
Reff:
Ya, Yesus Gunung Batu di
dunia, di dunia, di dunia;
Ya, Yesus Gunung Batu di dunia, tempat berlindung yang teguh.
2.
Baik siang maupun malam
g'lap, Tuhanlah Perlindunganmu;
niscaya takutmu lenyap, Tuhanlah perlindunganmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar