Selasa, 21 Oktober 2025 – SABAR SEPERTI PETANI
NYANYIAN PEMBUKA
PKJ 128 – KASIH TUHAN YESUS TIADA
BERTEPI
Syair: YEA
Rompas-Awuy dan Yamuger, 1998, berdasarkan Efesus 3:18-19 dan 1 Korintus 13:4,
13,
Lagu: YEA
Rompas-Awuy (dengan perubahan)
Kasih Tuhan Yesus
tiada bertepi:
Lebar, panjang,
tinggi, dalam tak terp’ri,
walau melampaui
akal kita yang fana
dengan orang kudus
kenal kasih yang kekal.
Iman dan harapan,
kasih yang benar
dari ketiganya,
kasih terbesar.
Kasih itu sabar, ia
suka memberi,
tak megahkan diri
tidak mengenal dengki.
DOA PEMBUKA
BACAAN
ALKITAB
YAKOBUS 5:7-12
RENUNGAN
Hidup saat ini dirasa menuntut serba cepat dan instan. Pesan
harus segera dibalas, makanan harus siap saji, butuh informasi tinggal cari di browsing
atau chat AI langsung dapat jawaban, impian ingin segera terwujud dalam waktu
yang singkat, bahkan hubungan pun kadang diharapkan bisa langsung “klik”. Semua
yang ingin serba cepat, dan kesabaran seolah jadi sesuatu yang langka. Sabar
sering diartikan sekadar menunggu dengan diam, menahan emosi atau pasif
menerima keadaan.
Firman Tuhan dalam Yakobus punya cara pandang lain
tentang sabar. Ia tidak menggambarkan sebagai sikap pasif atau sekadar menahan
diri. Yakobus justru memakai gambaran petani. Apa maksud dari Yakobus? Ia
membandingkan kesabaran kita dalam menantikan kedatangan Tuhan dengan kesabaran
seorang petani. Petani tidak hanya melempar benih dan tidur. Ia bekerja keras:
membajak, menanam, menyiram dan menjaga dari gangguan hama. Tetapi setelah
semua usaha itu, ia harus menanti. Ia tidak bisa memaksa matahati bersinar
lebih cepat atau hujan turun lebih cepat dari waktunya. Ia hanya bisa percaya
pada janji alam dan ketetapan waktu Tuhan.
Yakobus memakai gambaran ini untuk menguatkan
jemaat yang sedang menderita. Mereka mengalami ketidakadilan, penindasan dan
tekanan dari penguasa. Yakobus mengatakan “Teguhkanlah hatimu, karena
kedatangan Tuhan sudah dekat”. Artinya jangan putus asa dan tetaplah percaya
kepada Tuhan yang juga turut bekerja, meski belum bisa melihat hasilnya.
Dalam hidup kita, musim menunggu bisa datang dalam
berbagai bentuk. Menunggu jawaban atas harapan dan doa yang belum tiba.
Menunggu kesembuhan yang lama. Menunggu keadilan yang ditegakkan. Menunggu perubahan
hati orang yang kita kasihi. Di masa itu mudah tergoda untuk mengeluh, menyerah
atau menyalahkan Tuhan. Namun Yakobus menasihati untuk tidak bersungut-sungut. Sabar
bukan berarti diam tanpa perasaan, melainkan terus percaya dan berbuat baik
meski hasil belum nampak. Sabar bukan tanda kelemahan tapi kedewasaan iman. Kesabaran
adalah ketekunan dalam doa dan bekerja. Seorang yang sabar adalah orang yang
tahu Tuhan tetap berjalan bersamanya.
Hidup ini seperti ladang. Ada waktu menabur, ada
waktu menunggu dan akan tiba waktu menuai. Tuhan tidak tidur atau lupa pada
benih iman yang kit ataman. Tuhan ingin kita belajar menunggu dengan kesabaran
seperti petani yang percaya bahwa hujan pasti datang di musimnya. Teruslah
tekun berdoa, jangan menyerah dan teruslah bekerja. Karena segala sesuatu akan
indah pada waktunya. Amin.
DOA SYAFAAT
·
Bersyukur keluarga yang Tuhan percayakan.
·
Kesabaran dan tidak menyerah untuk merawat keluarga.
·
Gereja yang peduli dan menyatu
dengan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar