(Senin, 17 Februari 2025)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
YA TUHAN, KAMI PUJI NAMAMU BESAR
(KJ 7 : 1, 3)
Ya Tuhan, kami puji nama-Mu besar.
Ya Bapa, mahkluk-Mu menyanyi bergemar.
Langit, buana, laut bersyukur semua
Malaikat segenap memuji Dikau jua.
kemuliaan-Mu tetap senantiasa.
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Mahakuasa!
Kristus di sisi kanan Allah, Bapa-Mu,
di hari sangkakala akan menderu
memanggil kami pun menghadap arasy Tuhan
O, tolonglah agar kami jangan dihukumkan,
kar'na telah Kau tanggung dosa semuanya;
oleh-Mu kami damai dengan Allah Bapa.
Pembacaan Kitab Mazmur Mazmur 120
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 2 Raja-Raja 24:18 - 25:21
Perjanjian Baru : 1 Korintus 15: 20-34
Renungan
Dalam kehidupan ini, jika Anda menjadi orang tua dan mengetahui bahwa anak Anda melakukan sesuatu yang tidak benar dan membahayakan hidupnya, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan membiarkan dan mendiamkan anak Anda sehingga mereka meneruskan perbuatannya itu? Tentu tidak. Sebagai orang tua, pasti kita akan memperingatkan anak kita dan menasihatinya agar dia menghentikan perbuatannya itu. Jika anak kita masih saja tidak mau mendengar nasihat kita, maka kita pasti akan mengambil tindakan tegas agar anak kita itu menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu tidaklah benar dan membahayakan hidupnya. Kita berharap dengan ketegasan itu, maka anak kita menghentikan perbuatannya dan tidak mengulangi lagi.
Demikian jugalah yang dilakukan Allah terhadap umat-Nya, Israel. Ketika Allah mengetahui bahwa umat-Nya melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar dan membahayakan keberadaan mereka, maka Allah memperingatkan mereka dengan mengirimkan utusan-utusan-Nya. Hal ini dilakukan dengan harapan umat-Nya menyadari akan ketidak benaran itu dan menghentikan perbuatan mereka. Namun, ternyata tindakan Allah itu tidak membuat umat-Nya sadar, sehingga Allah bertindak tegas terhadap mereka. Allah menghukum mereka dengan menyerahkan mereka ke tangan orang-orang Babel. Mereka harus menjalani pembuangan dari negeri mereka dan hidup sebagai tawanan orang-orang Babel, sebagaimana dikisahkan dalam kitab 2 Raja-Raja 24:18-25:21. Hal dilakukan oleh Allah bukan karena Allah tidak sayang kepada mereka. Justru karena Allah sangat mengasihi mereka, maka Allah bertindak tegas kepada mereka. Tujuannya adalah supaya mereka sadar dan tidak lagi meneruskan perbuatan mereka itu.
Dari kisah pembuangan ke Babel ini, kita belajar bahwa karena kasih-Nya, Allah bisa saja bertindak tegas kepada umat-Nya. Allah tidak ingin kita meneruskan perbuatan-perbuatan yang tidak benar dalam kehidupan kita. Allah pasti akan memperingatkan kita dengan berbagai macam cara, agar kita menyadari kesalahan kita dan menghentikan kesalahan kita itu. Jika peringatan-peringatan kecil yang Allah berikan tidak kita perhatikan dengan baik, maka Dia bisa saja memperingatkan kita dengan cara yang lebih tegas dalam kehidupan kita. Semua ini dilakukan-Nya bukan karena Dia membenci kita. Justru karena Dia mengasihi kita, maka Dia bertindak tegas kepada kita. Dia tidak ingin kita larut dalam kesalahan dan dosa kita. Dia ingin kita segera sadar dan berbalik dari kesalahan kita.
Oleh karena itu, jika kita diperingatkan-Nya, janganlah kita mengeraskan hati kita. Marilah kita segera menyadari kesalahan kita dan segera meninggalkannya. Jangan tunggu Allah bertindak tegas kepada kita baru kita berbalik. Sebab, sesungguhnya Allah begitu mengasihi kita. Bahkan karena kasih-Nya, Dia rela untuk membebaskan kita dari segala hukuman atas dosa-dosa kita. Dia rela untuk membayar lunas hutang dosa kita. Dia tidak ingin kita terus menerus tinggal dalam dosa-dosa kita. Sebab itulah Paulus dengan tegas memperingatkan kepada kita: "Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!" (1 Korintus 15:34a)
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar masyarakat memiliki kesediaan untuk menjaga kesehatan dengan membuang sampah pada tempatnya.
Nyanyian Penutup
BAGI YESUS KUSERAHKAN
(KJ 363: 1, 3)
Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya;
hati dan perbuatanku, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milik-Nya.
Ya, sejak kupandang Yesus, kutinggalkan dosaku;
pada Dia 'ku terpaut, Dia Jurus'lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus'lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus'lamatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar