Sesuaikan dengan Tujuannya

(Senin, 27 Januari 2025)

 

Saat Teduh

 

Nyanyian Pembuka 

 

KU DAKI JALAN MULIA

(KJ 400 : 1-2)

 

Kudaki jalan mulia 

tetap doaku inilah

Ke tempat tinggi dan teguh, 

Tuhan mantapkan langkahku.


Refrain:

    Ya Tuhan, angkat diriku

    lebih dekat kepada-Mu

    ke tempat tinggi dan teguh,

    Tuhan mantapkan langkahku.


Ku tidak mau menetap

di dalam bimbang dan gelap

rinduanku, tujuanku:

tempat yang tinggi dan teguh.

(kembali ke refrain)


Pembacaan Kitab Mazmur Mazmur 119: 89-96

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

Perjanjian Lama   : Yeremia 36: 1-10

Perjanjian Baru    : 1 Korintus 14: 1-12


Renungan 

    Setiap benda yang ada di sekitar kita dibuat dengan sebuah tujuan. Sang pembuat merancang benda itu tentu untuk memenuhi apa yang menjadi tujuannya. Oleh karena itu, optimalisasi benda hanya akan dapat kita lakukan jika kita bersedia untuk memahami dan mengerti tujuan dari diciptakannya benda tersebut. Ambil contoh: handphone. Benda yang satu ini diciptakan pada awalnya sebagai sarana komunikasi kita dengan orang-orang yang sedang berada di tempat yang jauh dari kita. Awalnya, dia didesain untuk dapat mengirimkan dan menerima suara, supaya apa yang kita percakapkan dapat diterima dengan baik oleh mereka yang jauh dari kita. 

    Seiiring dengan perkembangan teknologi, handphone bukan lagi hanya sebuah benda untuk kita bercakap dengan orang yang jauh. Dia didesain ulang dengan banyak tujuan. Fungsinya tidak lagi hanya sekadar untuk mengirimkan pesan suara, melainkan untuk memudahkan kita dalam melakukan banyak hal di tengah kehidupan kita. Jika kita tidak memahami tujuan sang pembuat, maka sekalipun teknologi handphone sudah dikembangkan, namun kita tetap memanfaatkannya secara terbatas dan tidak optimal.

    Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan iman kita. Ada banyak hal yang Tuhan hadirkan dalam kehidupan ini dengan tujuan yang baik. Namun, karena kita tidak memahami apa yang menjadi tujuan Allah memberikan hal itu dalam kehidupan kita, maka kita tidak dapat memanfaatkan hal itu secara optimal dalam hidup kita. Misalnya apa yang diungkapkan dalam kitab Yeremia 36: 1-10. Di sana Allah memberikan firman-Nya kepada Israel, melalui Yeremia, dengan tujuan untuk memperingatkan bangsa itu, agar mereka bertobat dan meninggalkan kejahatan mereka, sehingga mereka mendapatkan pengampunan. Allah berfirman: "Mungkin apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Aku rancangkan hendak mendatangkannya kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat itu, sehingga Aku mengampuni kesalahan dan dosa mereka." (Yer. 36:3)  Supaya umat dapat memanfaatkan dengan optimal peringatan yang disampaikan Allah itu, maka umat harus memahami terlebih dahulu tentang apa yang menjadi tujuan Allah saat memberikan peringatan itu. Jika mereka tidak memahaminya, maka mereka bisa saja melewatkan kesempatan yang Allah berikan itu dan tetap hidup dalam keberdosaan mereka.

    Hal yang sama juga disampaikan Paulus kepada Jemaat di Korintus, saat mereka membicarakan dan memperdebatkan soal karunia rohani yang Tuhan berikan dalam hidup mereka, sebagaimana yang diungkapkan dalam 1 Korintus 14: 1-12. Paulus mengajak jemaat Korintus untuk memahami terlebih dahulu tujuan Tuhan saat memberikan karunia-karunia tertentu dalam diri seseorang. Jika ada dari mereka yang diberikan karunia tertentu, maka mereka harus memahami bahwa Tuhan memberikan karunia itu dengan tujuan tertentu juga. Paulus mengingatkan: "Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat." (1 Kor. 14:2-4) 

    Bagi Paulus, penerima karunia akan dapat memanfaatkan karunia rohani itu dengan optimal, jika mereka memahami tujuan diberikannya karunia itu pada mereka. Sehingga mereka dapat menggunakannya dengan baik dan bijak. Jika karunia itu adalah karunia bahasa roh, maka mereka dapat menggunakannya untuk pertumbuhan iman pribadi mereka dalam doa-doa pribadi mereka. Jika mereka mendapatkan karunia bernubuat, maka mereka dapat menggunakannya untuk membangun kehidupan iman sesama mereka. Semuanya tidak boleh dilepaskan dari tujuan diberikannya karunia itu kepada seseorang, supaya mereka tidak salah dalam menggunakan karunia mereka.

    Belajar dari dua bagian bacaan kita hari ini, kita diingatkan untuk dapat memahami dengan benar tentang apa yang menajdi tujuan Allah mengijinkan segala sesuatu ada dan kita alami dalam kehidupan kita. Allah pasti tidak pernah punya tujuan yang buruk dalam kehidupan umat-Nya. Jika Dia memberikan sesuatu dan mengijinkan sesuatu terjadi dalam kehidupan umat-Nya, tentulah hal itu dimaksudkan untuk kebaikan umat-Nya, baik secara pribadi maupun komunal. Oleh karena itu, jika kita menerima dan mengalami sesuatu dalam kehidupan kita, mari kita merenungkan terlebih dahulu pertanyaan: "Mengapa Allah memberikan ini kepadaku, apa yang menjadi tujuan-Nya dalam hidupku?" Pertanyaan inilah yang akan menghantar kita untuk memahami tujuan Allah bagi kita. Selanjutnya, setelah kita memahami apa yang menjadi tujuan Allah, maka hadapi dan gunakan apa yang ada itu sesuai dengan tujuan Allah memberikannya. Dengan demikian, kita dapat tetap menjaga agar segala tingkah langkah kita tetap berkenan kepada-Nya. Tuhan memberkati. Amin.

    

Doa Syafaat dan Penutup

Berdoalah agar masyarakat tetap memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungannya dengan membuang sampah pada tempatnya.


Nyanyian Penutup

 

PAKAILAH SELURUH HIDUPMU

(PKJ 153 : 1-2)

 

Pakailah seluruh hidupmu

dalam ladang dunia.

Tiap harta dan talentamu

pergunakan bagi-Nya.


Refrain:

    Berkat Tuhan tersedia

    bagi orang yang meminta;

    Dia tahu yang kaubutuhkan

    kini dan selamanya.


Sungguh banyak waktu terbuang

untuk hal yang tak perlu

Tuhan banyak beri peluang

menyalurkan karsamu.

(kembali ke refrain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...