Keputusan Yang Sulit - Sabtu, 6 Juli 2024

 Sabtu, 6 Juli 2024


NYANYIAN PEMBUKA
KJ 381: 1-3    YANG MAHAKASIH
Yang Mahakasih yaitu Allah;
Allah Pengasih pun bagiku

Refrein:
Aku selamatlah oleh kasihNya,
oleh kasihNya kepadaku.

Walau dirantai oleh dosaku,
walau dirantai tak terlepas (Ref.)

Walaupun maut upah dosaku,
walaupun maut mengancamku (Ref.)



DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB      Matius 8: 18-22

Bayangkan seorang pemuda yang bersemangat, penuh impian dan ambisi. Dia telah merencanakan masa depannya dengan matang: kuliah di universitas bergengsi, bekerja di perusahaan ternama, menikah dengan pasangan yang sempurna, dan hidup nyaman sejahtera. 

Suatu hari, dia bertemu dengan seorang tokoh yang menginspirasi, yang mengajaknya untuk bergabung dalam sebuah misi besar yang akan mengubah dunia. Namun, misi ini menuntut pengorbanan besar, meninggalkan semua kenyamanan dan kepastian yang telah dia rencanakan. Pemuda ini harus membuat keputusan yang sulit: tetap pada rencananya yang sudah tertata rapi, atau melepaskan segalanya dan mengikuti panggilan yang lebih besar?

Inilah dilema yang dihadapi oleh dua orang yang ingin mengikuti Yesus dalam Matius 8:18-22. Mereka harus memilih antara kehidupan yang nyaman dan mengikuti Yesus yang menuntut pengorbanan total.

Mari kita mendalami tentang dua tokoh yang dikisahkan di Alkitab. Ahli Taurat, mereka ini seperti seorang profesional muda yang sukses. Dia memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan status sosial yang terpandang. Namun, ketika Yesus menantangnya untuk meninggalkan segalanya dan mengikut Dia, dia mungkin merasa ragu. Apakah dia rela melepaskan karier, harta benda, dan kenyamanan demi mengikuti seorang rabi yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap?

Sementara di sisi lain, murid di sini mungkin seperti seorang anak yang sedang mempersiapkan pernikahannya. Dia memiliki tanggung jawab keluarga yang harus dipenuhi. Namun, Yesus mengingatkannya bahwa mengikuti Dia adalah panggilan yang lebih tinggi daripada kewajiban duniawi. Dia harus bersedia memprioritaskan Yesus di atas segalanya, bahkan jika itu berarti menunda atau bahkan mengorbankan rencana pribadinya.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa mengikuti Yesus bukanlah keputusan yang mudah. Ini adalah panggilan yang radikal yang menuntut pengorbanan dan komitmen total. Kita mungkin harus melepaskan impian dan ambisi pribadi, meninggalkan zona nyaman kita, dan menghadapi ketidakpastian.

Namun, mengikuti Yesus juga merupakan keputusan yang paling berharga yang bisa kita buat. Ketika kita memprioritaskan Yesus di atas segalanya, kita akan menemukan makna dan tujuan hidup yang sejati. Kita akan mengalami kasih, damai sejahtera, dan sukacita yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini. Kita akan menjadi bagian dari misi Allah yang agung untuk membawa keselamatan dan pemulihan bagi dunia.


DOA SYAFAAT
  • Keluarga yang tetap bersatu dalam suka dan duka.
  • Perdamaian di Indonesia dan di dunia.
 
 
NYANYIAN PENUTUP
KJ 381: 4-6    YANG MAHAKASIH

Allah mengutus Yesus, Tuhanku;
Allah mengutus Sang Penebus.

Refrein:
Aku selamatlah oleh kasihNya,
oleh kasihNya kepadaku.

Yesuslah Kurban tebusan dosa;
Yesuslah Kurban pun bagiku. (Ref.)

Sabda dan RohNya penuh anug’rah;
Sabda dan RohNya mengundangku. (Ref.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA IBADAH HARIAN Jumat, 19 Desember 2025     Pujian P e mbukaan KJ 25 : 1 – 3 – YA ALLAHKU DI CAH’YAMU   Ya Allahku, di cah’...