(Senin, 11 Desember 2023)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka
Kau yang Lama Dinantikan
(KJ 76: 1-2)
Kau yang lama dinantikan,
Jurus'lamat datanglah,
agar kami Kau sucikan
dari dosa dan cela!
Umat-Mu tetap Kautuntun,
Kau harapan kami pun!
Bangsa dunia menunggu
penghiburan kasih-Mu.
Raja mulia, Kau lahir
bagai anak yang lembut,
agar kami kami Kauajari
kasih-Kerajaan-Mu.
Pimpin kami oleh Roh-Mu,
hati pun perintahlah
dan demi kurban darah-Mu,
b'rilah damai yang baka!
Pembacaan Mazmur 27
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : Yesaya 26: 7-15
Perjanjian Baru : Kisah Para Rasul 2: 37-42
Renungan
Penantian adalah sebuah proses yang kadang tidak mudah untuk dijalani. Sebab, penantian selalu membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Apalagi jika yang kita nantikan itu adalah sesutau yang sangat kita dambakan dan rindukan. Semakin kita merindukannya, maka waktu akan semakin terasa begitu lama dalam kita menantikannya. Misalnya: ketika kita sudah cukup lama tidak berjumpa dengan seseorang yang kita sayangi dan dia berjanji akan datang kepada kita. Maka penantian dari ketika orang itu berjanji hingga terwujudnya janji itu biasanya akan terasa berjalan lebih lama jika dibandingkan dengan waktu-waktu yang telah kita jalani sebelumnya. Tentu ini hanya perasaan kita saja, sebab sesungguhnya waktu berjalan normal seperti biasa. Perasaan semacam ini muncul karena hati kita dipenuhi dengan kerinduan dan keinginan untuk segera berjumpa dengan orang itu. Kita sudah tidak lagi sabar untuk meluapkan rasa rindu kita kepadanya. Maka waktu jadi terasa berjalan begitu lambat dalam hidup kita. Oleh karena itu, penantian harus kita isi dengan hal-hal yang bisa membuat kita tetap semangat dan sabar dalam menjalaninya.
Demikian jugalah dalam kehidupan iman kita. Sebagai orang-orang percaya, kita mengimani bahwa saat ini, kita hidup dalam masa penantian. Kita menantikan kedatangan Tuhan untuk membebaskan kita dari berbagai penderitaan. Kita menantikan perwujudan janji Tuhan yang akan menyelamatkan kita dari berbagai hukuman atas dosa-dosa yang kita lakukan. Kita menantikan Dia yang akan menolong kita dalam mengatasi setiap kesulitan dan kesusahan yang kita alami dalam kehidupan kita. Melalui firman Tuhan dalam Yesaya 26:7-15 kita diingatkan bahwa sebagai orang beriman, kita adalah orang-orang yang seharusnya masih menantikan dan merindukan kedatangan Tuhan dalam kehidupan kita.
Namun, marilah kita bertanya dalam diri kita masing-masing: Dengan berjalannya waktu kehidupan kita hingga saat ini, apakah kita masih menjadi orang-orang yang dengan setia menantikan kedatangan-Nya dalam kehidupan kita? Di tengah kesulitan dan kesusahan kita, apakah kita masih menjadi umat yang tetap sabar menantikan kedatangan-Nya dalam kehidupan kita? Di tengah ketidak pastian waktu kedatangan-Nya, apakah kita masih menjadi manusia yang selalu dengan tekun menantikan Dia dalam kehidupan kita?
Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 2:37-42 mengingatkan kepada kita bahwa ciri orang yang masih setia, sabar dan tekun menantikan kedatangan Tuhan adalah orang yang di dalam kehidupan ini terus berusaha untuk menjalani hidup dalam pertobatan, bertekun dalam pengajaran iman yang telah disampaikan Tuhan, dan hidup dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan dan sesama. Dengan kata lain, orang yang hidupnya menantikan kedatangan Tuhan adalah orang yang tidak hanya tinggal diam dalam menantikan kedatangan Tuhan. Mereka melakukan apa yang baik, yang berkenan kepada Tuhan. Mereka juga terus berupaya untuk membenahi kelakukan mereka. Meninggalkan hal yang tidak benar dan melatih diri untuk terus melakukan kebenaran dalam hidup mereka. Sikap hidup yang seperti inilah yang nampak dalam diri orang-orang yang masih menantikan kedatangan Tuhan dalam hidupnya. Apakah sikap-sikap itu ada dalam kehidupan kita? Marilah kita merenungkannya dalam diri kita. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoalah agar pemerintah dimampukan untuk terus membuka peluang usaha bagi masyarakat sehingga kesejahteraan semakin merata dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat di negeri ini.
Nyanyian Penutup
O, Datanglah, Imanuel
(KJ 81 : 1-2)
O, datanglah, Imanuel,
tebus umat-Mu Israel
yang dalam berkeluh kesah
menantikan Penolongnya.
Bersoraklah, hai Israel,
menyambut Sang Imanuel!
O, datang, Tunas Isai,
patahkan belenggu pedih
dan umat-Mu lepaskan
dari lembah sengsaranya.
Bersoraklah, hai Israel,
menyambut Sang Imanuel!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar