Tataibadah Harian
Sabtu, 10 Juni 2023
“Jangan Reaktif"
Saat
teduh
Doa pembukaan
Dipimpin
seorang anggota keluarga
Nyanyian Bersama
NKB 93 – Segala Puji
Bagi-Nya
Segala
puji bagi-Nya
di
takhta mulia,
Yang
sudah memb'ri Putra-Nya
kepada
dunia.
Puji nama-Nya, puji nama-Nya
mari pujilah nama-Nya!
Puji nama-Nya, puji nama-Nya
mari pujilah nama-Nya!
O
Nama Yesus mulia
di
alam semesta
Malaikat
t'rus memuji-Nya
di
sorga yang baka.
Pembacaan Mazmur
Mazmur 50.7-15
Dibacakan
oleh seorang anggota keluarga
Perenungan Sabda
-
Doa
persiapan
-
Pembacaan
Alkitab:
Keluaran 34.1-9
Matius 9.27-34
Dibacakan oleh seorang anggota
keluarga
“Jangan
Reaktif”
Sebagai orang Kristen, kita diajari berbuat
baik terhadap semua orang. Apalagi jika orang lain itu lemah dan membutuhkan pertolongan.
Hal itu diperlihatkan Yesus kala melihat 2
orang buta dan orang bisu. Dalam perikop Matius 9.27-34 diceritakan Yesus tergerak
membantu mereka dan akhirnya menyembuhkan mereka. Banyak orang menjadi saksi
perbuatan baik Yesus tersebut.
Menariknya, di tengah berbagai kalangan yang
menyaksikan peristiwa tersebut, respons yang diberikan ternyata berbeda. Dalam kasus
penyembuhan orang buta, sikap yang mengiringi perbuatan Yesus adalah keinginan
memberitahukan kebaikan Yesus kepada orang lain. Akan tetapi dalam kasus
penyembuhan orang bisu, reaksi yang ditunjukkkan adalah menuduh Yesus dikuasai
dan dipimpin oleh roh jahat dalam melakukan tindakannya itu.
Kehidupan kita tak jauh berbeda dari apa
yang kita baca dalam perikop itu. Perbuatan baik yang kita lakukan bisa menuai
respons yang berbeda dari orang yang melihatnya. Ada yang memuji tindakan kita,
namun bukan tidak mungkin ada juga yang mencercanya atau melihatnya secara negatif.
Jika itu yang kita alami, bagaimana sebaiknya
kita bersikap? Apakah kita perlu membela diri dan menunjukkan siapa kita dan
apa niat kita di hadapan orang yang menjelekkan kita?
Mungkin perikop dalam Keluaran 34.1-9 bisa menjawabnya.
Di situ diperlihatkan bagaimana TUHAN menunjukkan sikapnya terhadap umat Israel
yang kerap membangkang dan melawan perintah-Nya. Kendati dikecewakan, TUHAN
tetap bermurah hati dan setia kepada umat-Nya. Biarpun umat-Nya keras kepala
dan sukar dinasehati, TUHAN tetap baik dan mengasihi mereka. Firman-Nya, “Kasih-Ku
berlimpah-limpah, Aku setia dan tidak lekas marah.” (34.6, BIMK)
Sikap TUHAN memperlihatkan kalau Ia tidak
terpengaruh oleh bagaimana orang lain merespons perbuatan-Nya. Biarpun orang
lain membuat-Nya kecewa, Ia tidak kehilangan sedikitpun kebaikan dan kasih-Nya.
Jadi kalau kita sudah berbuat baik lalu
orang lain menilai kita secara negatif, atau memfitnah kita dan menjelek-jelekkan
kita di mata orang lain, mari belajar dari TUHAN, yang bergeming dan tetap
menunjukkan yang baik. Pandanglah TUHAN, sebagai subjek hidup yang kepada-Nya kita
mengabdikan diri, dan yang menjadi contoh serta teladan dalam berkata dan
bertindak. Jangan terpengaruh pada omongan orang lain, yang bisa meruntuhkan
semangat berbuat baik kita.
Doa Bersama
Mari mendoakan:
a.
Hidup
keluarga yang saling menopang, di mana tiap anggota menyadari perannya, baik
sebagai ayah, suami, ibu, istri, anak, sehingga
b.
dalam
kerapuhan kita dapat memberi diri bagi orang lain dan menjadi berkat bagi mereka
Nyanyian Bersama
NKB 154 – Setialah,
Setialah
Setialah,
setialah selama hidupmu.
Ikuti
jalan Tuhanmu dengan tetap teguh.
Meski
penuh derita di dalam dunia,
tetapi
jangan ‘kau gentar, tetap setialah.
Setialah,
setialah mengikut Tuhanmu.
Bersaksilah
di dunia tentang Penebusmu
yang
mati disalibkan di bukit Golgota
tetapi
Dia bangkitlah, besar kuasa-Nya
Setialah,
setialah menjadi hamba-Nya.
Meski
besar rintanganmu, tetap percayalah.
Selalu
‘kau dibimbing ke air yang tenang,
kelak
mahkota milikmu di sorga yang terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar