KERJAKANLAH PANGGILANMU!!!

 SAAT TEDUH


NYANYIAN PEMBUKA

NKB 125 – ‘Ku Dengar Panggilan Tuhan


Syair: Where He Leads Me; E. W. Blandy,

Terjemahan: Tim Nyanyian GKI,

Lagu: John S. Norris


  1. ‘Ku dengar panggilan Tuhan,
    ‘ku dengar panggilan Tuhan,
    ‘ku dengar panggilan Tuhan:
    “Pikul salib, ikutlah Aku!”

Refrein:
Aku mau mengikut Dia,
aku mau mengikut Dia,
aku mau mengikut Dia,
ikut Dia, Yesus, Tuhanku


PEMBACAAN MAZMUR 27 : 7-14
(dibacakan salah seorang anggota keluarga)

7 Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan, 

kasihanilah aku dan jawablah aku!

8 Hatiku mengikuti firman-Mu: ”Carilah wajah-Ku”;

maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan.

9 Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku,

janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka;

Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku

dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!

10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku.

11 Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan,

dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku.

12 Janganlah menyerahkan aku kepada nafsu lawanku,

sebab telah bangkit menyerang aku saksi-saksi dusta,

dan orang-orang yang bernafaskan kelaliman.

13 Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan

di negeri orang-orang yang hidup!

14 Nantikanlah Tuhan!

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!

Ya, nantikanlah Tuhan!


DOA PEMBUKAAN DAN FIRMAN
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


PEMBACAAN ALKITAB

Perjanjian Lama : Hakim-Hakim : 7 : 12-22

Perjanjian Baru : Filipi 2 : 12 - 18


RENUNGAN

Judul :  Kerjakanlah Panggilanmu !!!

Jemaat yang dikasihi Tuhan, 

Setiap manusia diciptakan Tuhan secara unik. Salah satu keunikan yang dapat ditemukan dalam diri manusia adalah ketika kita berbicara tentang bakat/talenta atau keterampilan tertentu yang dimiliki oleh manusia. Setiap kita pasti memiliki bakat atau keterampilan tertentu yang mungkin tidak terlalu dikuasai oleh orang lain. Misalnya, ada orang yang memiliki bakat untuk bernyanyi dengan indah. Ada yang memiliki bakat kemampuan atletis yang begitu luar biasa. Ada juga yang memiliki bakat dalam urusan hitung-hitungan, dan tentu masih banyak lagi bakat-bakat yang dimiliki oleh manusia secara unik. Menariknya, keunikan manusia tidak hanya menyangkut masalah bakat atau keterampilan tertentu, namun juga tentang bagaimana panggilan hidup manusia yang dimiliki secara unik dan beraneka ragam jenisnya. 

Panggilan hidup manusia yang unik dan beragam, membuat kehidupan ini menjadi lebih berwarna. Bayangkan saja jika di dunia ini hanya ada satu jenis profesi (pekerjaan)? Tentu sangat membosankan bukan? Maka dari itu di dunia ini banyak sekali jenis pekerjaan yang bisa kita temukan. Ada sebagian dari kita yang bekerja di korporat tertentu, ada juga sebagian dari kita yang berwirausaha, ada juga yang menjadi pekerja lepas, bahkan ada juga sebagian dari kita yang bekerja di rumah sendiri dengan menjadi bapak / ibu rumah tangga. Satu hal yang pasti adalah kita tahu bahwa setiap kita memiliki pekerjaan ataupun profesi tertentu yang menjadi rutinitas kita setiap hari.  Semua itu adalah bagian dari proses kita berdinamika dengan Tuhan di dalam kehidupan ini. Dengan kata lain, setiap kita dipanggil oleh Tuhan untuk melaksanakan “tugas” dan “tanggung jawab” tertentu di dalam kehidupan ini. Pertanyaannya, bagaimanakah kita tahu bahwa apa yang kita kerjakan saat ini di dunia adalah panggilan yang Tuhan berikan bagi kita atau bukan?  Maka dari itu, kita mau belajar dari kedua bacaan yang sudah kita baca tadi mengenai bagaimana “Panggilan” itu dapat dimaknai.

Baik dalam teks Hakim-Hakim maupun Filipi, kita bisa menemukan bahwa terdapat situasi yang membuat manusia perlu untuk “bergerak” menyongsong sebuah panggilan yang Allah berikan. Di dalam teks Hakim Hakim 7 : 12- 22, kita bisa menemukan narasi mengenai bangsa Israel yang dipimpin oleh Gideon dipanggil oleh Tuhan untuk memenangkan sebuah pertempuran melawan musuh (Orang Midian dan Orang Amalek). Sedangkan dalam teks Filipi. kita bisa menemukan nasihat Paulus yang “memanggil” orang-orang Filipi untuk tetap setia berpegang pada kebenaran firman Tuhan di tengah-tengah orang yang tidak percaya pada kebenaran firman Tuhan. Dari kedua teks ini kita bisa belajar bahwa Panggilan itu : 

  1.  Berasal dari sebuah proses pergumulan yang tidak mudah

Seperti halnya Gideon dan bangsa Israel yang diperhadapkan pada situasi yang sulit, dimana mereka harus melawan musuh yang lebih tangguh. Sehingga akhirnya muncullah sebuah keraguan besar dalam menjalani panggilan Allah. Begitu juga dengan jemaat di Filipi, yang mendapatkan banyak tekanan dan godaan untuk mewujudkan panggilan kesetiaan pada kebenaran firman Tuhan di tengah situasi yang sulit. Dari kedua teks ini kita bisa mengetahui bahwa Panggilan Allah justru muncul dari sebuah proses pergumulan, artinya ada sebuah tahapan dimana manusia berpikir secara mendalam tentang apa dan bagaimana panggilan kehidupan yang perlu dijalani. Tentu di dalam tahapan ini, manusia perlu membangun komunikasi dengan Tuhan, akan tetapi perlu disadari juga bahwa dalam tahap ini, situasi ataupun konteks kehidupan manusia juga perlu turut andil dalam membentuk sesuatu yang kita sebut sebagai panggilan hidup. Dengan demikian kita bisa meyakini sesuatu sebagai panggilan hidup jika hal ini melalui sebuah proses pergumulan panjang yang dialami oleh manusia bersama dengan Tuhan.

  1. Perlu dilakukan dengan kesungguhan hati

Ketika kita sudah memiliki sedikit gambaran akan apa yang kita sebut sebagai panggilan hidup, kita perlu melakukannya dengan kesungguhan hati. Seperti Gideon yang pada akhirnya dengan yakin untuk maju berperang walaupun dia mengetahui ada sebuah situasi sulit yang harus dihadapi. Artinya di dalam menjalani panggilan dibutuhkan komitmen dan juga keyakinan. Begitu juga dengan kita dalam menjalani panggilan kehidupan ini, ketika kita mungkin merasa menjalani panggilan kehidupan kita, namun di tengah jalan kita menemu rintangan dan tantangan, sehingga akhirnya mungkin kita merasa seolah salah jalan. Ada dua hal yang  perlu kita lakukan; pertama adalah kita perlu mengevaluasi dan mempertimbangkan kembali apakah sesuatu yang kita jalani itu memang benar panggilan hidup kita atau bukan, seperti Gideon yang juga sampai harus meyakinkan diri dengan menguping pembicaraan musuhnya, demikian pula kita. Kedua adalah kita perlu untuk mengubah paradigma kita tentang tantangan dan cobaan itu sebagai sebuah batu loncatan untuk kita bisa “naik kelas” atau menjadi pribadi yang lebih berkembang dalam menjalani panggilan hidup ini.

  1. Sarana Allah mewujudkan rancangan damai sejahtera.

Panggilan Allah seharusnya mendatangkan damai sejahtera bagi kehidupan kita. Damai sejahtera disini bukan mengarah pada materi atau kemapanan hidup, melainkan ketika kita boleh merasakan sukacita ketika menjalani panggilan hidup itu. Artinya panggilan hidup itu boleh menjadi suatu media yang mengakomodasi suatu bagian dalam diri kita yang biasa kita sebut sebagai passion. Dengan kata lain, panggilan hidup itu menjadi cara manusia “mengaplikasikan diri”. Untuk itu di dalam menjalani panggilan hidup ini, “damai sejahtera” perlu menjadi tujuan utama, baik damai sejahtera bagi diri kita, maupun bagi orang-orang disekitar kita. Kita perlu memahami bahwa panggilan Hidup itu semata-mata kita lakukan bukan untuk kemegahan diri kita sendiri, melainkan demi kemuliaan Allah. Sehingga pada harinya nanti kita boleh ikut serta dalam kemuliaan Tuhan. 

Di dalam kehidupan ini setiap kita diberikan tugas dan tanggung jawab oleh Allah secara unik. Tugas dan tanggung jawab kita secara pribadi adalah hasil dari sebuah rumusan dalam kita memaknai panggilan hidup yang Allah berikan pada kita. Apapun yang menjadi Panggilan Allah bagi kita perlu kita kerjakan dengan sebaik mungkin. Untuk itu, selamat berdinamika dalam menjalani panggilan Allah di tengah kehidupan dunia ini. Kiranya kita selalu dituntun dan dimampukan menjadi pekerja-pekerja ladang Tuhan yang menghasilkan buah-buah kebaikan di dunia ini. Amin. 


DOA SYAFAAT DAN PENUTUP

Pokok Doa Khusus : Berdoa bagi masyarakat yang patuh melakukan protokol kesehatan di tempat kerja atau sekolah


NYANYIAN PENUTUP

NKB 126 – Tuhan Memanggilmu

Syair: Our Best; S. C. Kirk,

Terjemahan: F. Suleeman,

Lagu: Grant Colfax Tullar


  1. Tuhan memanggilmu, hai dengarlah:
    “Apa pun yang terbaik, ya b’rikanlah!”
    Dan jangan ‘kau kejar hormat semu,
    muliakan saja Yesus, Tuhanmu.

Refrein:
Tiap karya diberkatiNya, namun yang terbaik dimintaNya.
Walaupun tak besar talentamu, b’ri yang terbaik kepada Tuhanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA IBADAH HARIAN Jumat, 19 Desember 2025     Pujian P e mbukaan KJ 25 : 1 – 3 – YA ALLAHKU DI CAH’YAMU   Ya Allahku, di cah’...