(Selasa, 18 Oktober 2022)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka : KJ 454 : 1, 3
"Indahnya Saat Yang Teduh”
Indahnya saat yang teduh
menghadap tahta Bapaku
Kunaikkan doa pada-Nya,
sehingga hatiku lega.
Di waktu bimbang dan gentar,
jiwaku aman dan segar
kubebas dari seteru
di dalam saat yang teduh.
Indahnya saat yang teduh
penampung permohonanku
kepada yang Mahabenar
yang bersedia mendengar.
Sejak kulihat wajah-Nya,
'ku yakin pada firman-Nya
dan menyerahkan bimbangku
di dalam saat yang teduh.
Pembacaan Kitab Mazmur 57
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
Perjanjian Lama : 1 Samuel 25 : 23-35
Perjanjian Baru : Yakobus 5 : 7-12
Renungan
"Ojo kesusu, sing sabar..." adalah sebuah nasihat yang pernah dilontarkan presiden Joko Widodo kepada barisan pendukungnya ketika hendak menentukan calon presiden yang akan mereka usung untuk pemilu 2024 yang akan datang. Nasihat "Ojo kesusu, sing sabar" merupakan nasihat yang mengajak setiap orang untuk menahan diri agar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan di tengah kehidupan ini. Segala sesuatu perlu untuk dicermati, ditimbang, dan dipikirkan dengan baik sebelum kita mengambil keputusan, supaya ketika keputusan sudah kita buat, kita tidak menjadi kecewa atau menyesal di kemudian hari. Nasihat inilah yang juga disampaikan oleh Abigail kepada Daud ketika Daud mendengar berita yang tidak menyenangkan dan mengenakkan dalam hidupnya.
Daud dan anak buahnya pada waktu itu sedang membutuhkan bantuan makanan. Dia mengirim beberapa orang utusan untuk meminta bantuan kepada Nabal (suami Abigail). Namun, Nabal yang memang berwatak kasar dan dursila justru memperlakukan orang-orang utusan Daud itu dengan tidak hormat. Alih-alih memberikan bantuan sebagaimana yang diharapkan Daud; Nabal justru mengusir orang-orang utusan itu dan tidak memberikan apapun kepada mereka. Mendengar hal itu, hati Daud menjadi panas. Dia ingin memberi pelajaran kepada Nabal. Bersama dengan pasukannya, ia hendak mendatangkan celaka kepada Nabal dan seisi rumahnya.
Setelah diketahui Abigail bahwa Daud hendak mendatangkan celaka pada Nabal dan keluarganya, maka pergilah Abigail untuk menasihati Daud, sebelum Daud melakukan hal itu. Abigail meminta agar Daud tidak buru-buru dalam mengambil keputusan. Abigail berharap Daud mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum dia memutuskan untuk mencelakai Nabal dan seisi rumahnya. Abigail melakukan itu dengan tujuan agar Daud tidak menyesal dan kecewa di kemudian hari. Berkat nasihat dan perkataan Abigail itu, Daud pun berpikir ulang tentang apa yang hendak dilakukannya. Dan setelah dia memikirkan kembali perkataan Abigail, maka dia pun mengurungkan niatnya untuk mencelakai Nabal dan seisi rumahnya. Tindakan Abigail ini akhirnya menyelamatkan Daud dari perbuatan jahat yang telah dirancangkannya.
Perilaku Daud yang terburu-buru dalam mengambil keputusan terkadang juga terjadi dalam kehidupan umat Tuhan di masa kini. Tak jarang karena alasan himpitan, tekanan, dan kemendesakan orang terburu-buru untuk mengambil keputusan dalam hidupnya. Bahkan tidak sedikit orang terburu-buru mengambil keputusan dalam hidupnya, hanya karena alasan-alasan yang emosional semata. Perilaku seperti ini tentu menjadi perilaku yang perlu untuk kita hindari dan kurangi dalam hidup kita.
Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan di tengah kehidupan kita. Sabarlah untuk memikirkan dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh segala sesuatunya terlebih dahulu, sebelum Anda mengambil keputusan dalam hidup Anda. Ingatlah, sebuah keputusan yang diambil dalam suasana ketidaksabaran dan buru-buru akan berpotensi menjadi keputusan yang membuat kita menyesal dan kecewa di kemudian hari.
Ojo kesusu, sing sabar...
Doa Syafaat dan Penutup
Berdoa agar masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan dalam berbagai aktifitas hidupnya, sehingga kesehatan masyarakat tetap terjaga sekalipun mereka terus menjalani akitifas di masa pandemi ini.
Nyanyian Penutup : NKB 416 : 1, 3
“Tersembunyi Ujung Jalan”
Tersembunyi ujung jalan,
hampir atau masih jauh;
'ku dibimbing tangan Tuhan
ke neg'ri yang tak 'ku tahu.
Bapa, ajar aku ikut,
apa juga maksud-Mu,
tak bersangsi atau takut,
beriman tetap teguh.
Tuhan, janganlah biarkan
kutentukan nasibku.
B'rilah hanya kudengarkan
keputusan hikmat-Mu.
Aku ini pun selaku
kanak-kanak yang bebal.
Bapa jua bimbing aku
ke kehidupan kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar