(Selasa, 06 September 2022)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka : KJ 5 : 1, 5
"Tuhan Allah, Nama-Mu”
Tuhan, Allah Nama-Mu kami
puji dan masyhurkan;
isi dunia sujud
di hadapan-Mu, ya Tuhan!
Bala sorga menyembah
Dikau, Khalik semesta!
Tiap hari nama-Mu
kami puji dan muliakan,
kini dan selalu t'rus
sampai kesudahan zaman.
Buat kami bertekun
hingga Hari Datang-Mu.
Pembacaan Kitab Mazmur 101
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
- Perjanjian Lama : 2 Raja-Raja 18 : 9-18
- Perjanjian Baru : 1 Timotius 4 : 6-16
Renungan
"Kepada siapakah kamu berharap?" Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang penting untuk kita pertanyaan dalam kehidupan kita sebagai umat Allah. Sebab, ketika kita meletakkan harapan kita pada hal yang salah, maka hal itu akan berdampak pada kehidupan dan diri kita. Itulah yang tercermin dalam diri raja Hizkia, ketika dia memimpin bangsa Yehuda. Sebagai seorang raja, dia hidup takut akan Allah dan selalu berharap hanya kepada Allah. Ia pun berusaha untuk mengembalikan kedekatan bangsanya dengan Allah. Namun demikian, bukan berarti kepemimpinannya tanpa hambatan. Dia juga pernah mengalami hambatan yang besar, yakni ketika Asyur berhasil mengepung Yerusalem dan berusaha untuk menekan dia. Namun, pada akhirnya tekanan Asyur itu tidak membuat Hizkia memalingkan harapannya. Dia tetap menaruh harapannya hanya kepada Allah.
Jika Hizkia dan bangsa Yehuda pada masanya mendapatkan tekanan yang sedemikian berat dari bangsa Asyur, maka pada masa sekarang ini, kita pun tak jarang juga menghadapi tekanan yang sama beratnya. Sebagai orang-orang beriman, terkadang kita pun diperhadapkan tekanan-tekanan kehidupan yang membuat kita bertanya: "Kepada siapakah kami berharap?". Terkadang melalui peristiwa kehidupan yang kita alami dengan begitu berat, kita sedang ditantang untuk memastikan kepada siapa sesungguhnya harapan itu kita letakkan. Apakah kepada harta kekayaan kita? Kepandaian kita? Jabatan yang kita miliki dalam hidup kita? Ataukah kepada Allah?
Paulus dalam suratnya kepada Timotius juga mengingatkan tentang kepada siapa seharusnya kita meletakkan harapan kita. Paulus berkata: "Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya." (1 Tim 4:7-10) Bagi Paulus harapan kita mesti kita letakkan hanya kepada Tuhan. Sebab Dialah yang dapat menyelamatkan kita. Oleh karena itu, apapun kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini, tidak seharusnya kita menggeser pengharapan kita kepada Allah. Hanya Dialah yang layak untuk kita harapkan dalam hidup kita. Tetaplah berharap kepada-Nya. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
- Berdoa agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga diri dan keluarganya.
Nyanyian Penutup : KJ 445 : 1, 3
“Harap Akan Tuhan”
Harap akan Tuhan, hai jiwaku!
Dia perlindungan dalam susahmu.
Jangan resah, tabah berserah,
kar'na habis malam pagi merekah.
Dalam derita dan kemelut
Tuhan yang setia, Penolongmu!
Harap akan Tuhan, hai jiwaku!
Dia perlindungan dalam susahmu.
Jalan sedih nanti berhenti;
Yesus memberikan hidup abadi.
Habis derita di dunia,
purna sukacita. Haleluya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar