Kamis, 15 September 2022
K E A D I L A N T U H A N
SAAT TEDUH
NYANYIAN PEMBUKA
NKB 8: 1-2 ABADI, TAK NAMPAK
Abadi, tak nampak, Yang Maha Esa,
yang tak terhampiri terang tahta-Nya
yang dalam Putra-Nya telah dikenal,
bagi-Nyalah hormat dan kuasa kekal.
Ibarat cahaya berkarya terang,
wibawa rajawi kekal ‘Kau pegang.
Teguh bagai gunung keadilan-Mu
dan awan-Mu sarat dengan kasih-Mu.
DOA PEMBUKA
BACAAN ALKITAB – Keluaran 23: 1-9
RENUNGAN
Sejak dulu, Tuhan memihak pada keadilan. Bacaan kita pada hari ini menjadi salah satu buktinya. Sebagai satu-satunya aturan yang berlaku bagi umat Israel, maka hukum Taurat harus jelas dan diberlakukan secara benar. Ayat 1 menjadi perincian dari perintah “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Kel. 20: 16) Ini senada dengan perkataan Tuhan Yesus yang berbunyi: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.” (Mat. 5: 37) Keadilan di mata Tuhan haruslah melihat kepada kebenaran. Jabatan, status sosial, kekayaan, atau apapun tidak menjadi alasan untuk menghindar dari sanksi.
Selain itu, Tuhan juga mengajarkan bahwa perbuatan baik harus lebih mendominasi kehidupan orang beriman. Ayat 4 dan 5 bacaan kita menunjukkan hal tersebut. Walaupun ada perselisihan, namun jika ada yang membutuhkan pertolongan maka harus dibantu. Lembu atau keledai musuh bukan menjadi sasaran kebencian. Maka dari itu, umat Tuhan tidak diperkenankan menimbulkan kerugian pada orang yang berselisih karena itu hanya akan memperkeruh suasana.
Yang menarik adalah di ayat 8, Tuhan juga memberi peringatan tentang suap. “... sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar.” Sungguh Tuhan itu luar biasa! Peraturan ini ada sejak dulu dengan kesadaran bahwa dampak dari perbuatan tersebut akan membuat relasi manusia dengan Tuhan akan rusak. Kita sekalian juga diajak untuk menyimak dan memberlakukan hal ini agar kehidupan kita tetap dekat dengan Tuhan.
Bagian terakhir, Tuhan menyadarkan umat bahwa penting untuk mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri. “Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.” (ay. 9) Kita diajak untuk berbelarasa dengan orang lain, tidak hanya mengedepankan perasaan pribadi. Ini menjadi pegangan kita supaya kita tetap bisa berlaku adil dalam menjalani kehidupan bersama dengan orang lain.
Memang ini semua tidak mudah, tetapi ingatlah bahwa “... Tuhan adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.” (Mzm. 11: 7) Kiranya kita semua mampu mewujudkan keadilan Tuhan di muka bumi. Amin.
DOA SYAFAAT
Berdoa untuk kesediaan masyarakat melaksanakan vaksinasi booster.
NYANYIAN PENUTUP
KJ 260 DALAM DUNIA PENUH KERUSUHAN
Dalam dunia penuh kerusuhan,
di tengah kemelut permusuhan
datanglah Kerajaan-Mu;
di Gereja yang harus bersatu,
agar nyata manusia baru,
datanglah Kerajaan-Mu!
Ref. Datanglah, datanglah,
datanglah Kerajan-Mu!
Memerangi gelap kemiskinan,
menyinarkan terang keadilan
datanglah kerajaan-Mu;
di lautan, di gunung, di ladang,
dan di bandar, di pasar, di jalan
datanglah Kerajaan-Mu! (Ref.)
Dengan hati dan mulut dan tangan
dengan kasih, dengan kebenaran
datanglah Kerajaan-Mu;
kar’na Kaulah empunya semua,
demi Kristus umat-Mu berdoa:
datanglah Kerajaan-Mu! (Ref.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar