TUHANLAH HARAPAN

 Kamis, 4 Agustus 2022

SAAT TEDUH



NYANYIAN PEMBUKA
KJ 450: 1-3    HIDUP KITA YANG BENAR
Hidup kita yang benar haruslah mengucap syukur.
Dalam Kristus bergemar; janganlah tekebur.

Ref.    Dalam susah pun senang; dalam segala hal
           aku bermazmur dan ucap syukur; itu kehendak-Nya!

Biar badai menyerang, biar ombak menerjang, 
aku akan bersyukur kepada Tuhanku. (Ref.)

Apa arti hidupmu? Bukankah ungkapan syukur, 
kar'na Kristus, Penebus, berkurban bagimu! (Ref.)


DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB    Ayub 21: 1-16



RENUNGAN
        Pada tanggal ini, satu tahun yang lalu, saya kehilangan sosok yang begitu luar biasa. Memang, dia bukan ayah kandung saya. Tetapi peran beliau sudah seperti ayah kedua bagi saya. Sejak kecil saya panggil dia dengan sebutan Papa, karena tradisi keluarga saya memang demikian. Ketika beliau meninggal, saya tidak bisa berdiri tegar. Entah apa yang akan saya lakukan tanpa beliau, demikian yang saya pikirkan waktu itu. Tapi sekarang, sudah setahun berlalu. Saya masih dimampukan melakukan banyak hal. Walaupun tanpa kehadiran Papa yang sudah lebih dahulu meninggalkan saya dan juga keluarganya. Ternyata satu tahun berlalu begitu cepat.
        Ayub pun juga merenung tentang kehidupan. Betapa fasiknya manusia yang  mengandalkan kekuatannya sendiri. Kelihatannya, walaupun mereka tidak bergantung pada Tuhan, mereka menjalani hidup dengan baik. Ayub merinci dengan jelas apa yang dilihat dari orang-orang fasik ini. Mereka tetap hidup hingga usia tua, keluarga mereka baik-baik saja, secara ekonomi mereka pun tetap sejahtera.
        Dalam keadaannya yang sulit pada waktu itu, Ayub merasa tidak diperlakukan dengan adil. Dia menderita, sementara orang lain yang tidak percaya pada Tuhan justru ada dalam keadaan baik-baik saja. Namun, Ayub tidak goyah. Karena Ayub tahu bahwa Tuhan adalah tetap perlindungan yang teguh. "Rancangan orang fasik adalah jauh dari padaku." (ay. 16)
        Meskipun kesulitan besar sedang menimpanya, Ayub tidak kemudian menjadi sama seperti orang fasik itu. Dia tetap meyakini bahwa Tuhan tidak menutup mata atas apa yang dialaminya. Walaupun dalam kehidupan orang fasik ini nampak baik-baik saja, tetapi murka Allah tidaklah luput dari mereka. Ayub pun tidak kemudian berpaling menjadi sama seperti orang fasik itu supaya kehidupannya baik-baik saja.
        Di sinilah kita melihat bahwa harapan kepada Tuhan menjadikan kita kuat. Harapan bukanlah mantra agar kita terhindar dari masalah atau kesulitan. Melainkan, harapan adalah tameng agar kita tetap bertahan menghadapi tantangan dan pergumulan hidup, senjata yang dipakai supaya bisa melewatinya. Ketika menghadapi persoalan, kita berdoa dan berharap pada Tuhan supaya diberikan kekuatan; bukan supaya persoalan tersebut hilang dalam sekejap.
        Bagi saya pibadi, sepeninggal Papa yang begitu saya kasihi, ternyata penyertaan Tuhan pun tetap nyata. Kehilangan sosok yang begitu saya kasihi tidak membuat kasih Tuhan undur dari hidup saya. Di sinilah saya meyakini bahwa tangan Tuhan terus bekerja bagi orang-orang yang mengasihi dan berharap pada-Nya. Kiranya ini juga yang menjadi keyakinan kita dalam menjalani pergumulan hidup. Amin.


DOA SYAFAAT
  • Kesediaan masyarakat melaksanakan vaksinasi untuk anak (6-11 tahun)
  • Berdoa bagi keluarga yang berdukacita, kiranya mereka terus berharap hanya kepada Tuhan.


NYANYIAN PENUTUP
KAULAH HARAPAN
Bukan dengan kekuatanku
'Ku dapat jalani hidupku
Tanpa Tuhan yang di sampingku
'Ku tak mampu sendiri
Engkaulah kuatku
Yang menopangku
Kupandang wajahmu dan berseru
Pertolonganku datang dari-Mu
Peganglah tanganku jangan lepaskan
Kaulah harapan
Dalam hidupku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumah Bagi Tuhan - Kamis, 18 Desember 2025

Kamis, 11 Desember 2025