(Selasa, 2 Agustus 2022)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka : NKB 137 : 1, 3
"Adakah Berat Beban Hidupmu”
Adakah berat beban hidupmu?
sampaikanlah kepada Tuhanmu
Gundah dan gelisahkah hatimu?
sampaikan tanpa jemu.
Refrain:
Sampaikanlah kepada Tuhanmu,
Dia teman yang benar,
tiada yang sebanding dengan Yesus,
sampaikan, jangan gentar.
Adakah cemas melanda kalbu?
Sampaikanlah kepada Tuhanmu;
Bimbangkah 'kau 'kan hari depanmu?
sampaikan jangan jemu.
(kembali ke refrain)
Pembacaan Kitab Mazmur 127
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
- Perjanjian Lama : Pengkhotbah 3:16 - 4:8
- Perjanjian Baru : Kolose 4 : 2-6
Renungan
Hidup itu berat! Sebab, hidup itu diwarnai dengan ketidakadilan. Bahkan di tempat yang harusnya hanya ada keadilan, ternyata di sana juga ada ketidakadilan yang muncul (Pengkotbah 3:16-22). Hal ini tentu menjadi satu hal yang tidak asing bagi kita yang hidup pada zaman sekarang. Di tengah lingkungan kita, kerap kita juga melihat kebenaran dari perkataan Pengkhotbah ini. Misalnya saja dalam proses peradilan di sebuah pengadilan. Sering kita menjumpai kenyataan bahwa pengadilan yang seharusnya menegakkan keadilan, justru menjadi tempat di mana ketidakadilan dinampakkan. Yang seharusnya bersalah, dinyatakan tidak bersalah. Yang seharusnya tidak bersalah, justru mendapatkan hukuman karena dinyatakan salah. Bergantung pada siapa yang dapat memberi keuntungan yang lebih bagi para pengadil yang terlibat di dalamnya. Praktik suap terhadap hakim dan jaksa sempat menjadi perhatian yang cukup serius di negeri kita ini.
Hidup itu berat! Sebab, hidup itu juga diwarnai dengan penindasan. Pengkhotbah menggambarkan bahwa dalam hidup ini, kita juga dapat melihat bagaimana penindasan menjadi sebuah tindakan yang secara terang benderang dilakukan oleh manusia. Orang-orang yang memiliki kekuasaan bukannya melakukan tindakan yang mengayomi dan melindungi sesamanya yang lemah, melainkan justru merekalah yang melakukan penindasan kepada orang-orang yang lemah dan tidak berdaya. Sehingga tidak ada yang berani untuk menghibur dan menguatkan yang lemah dan tak berdaya itu, sebab mereka yang melakukannya akan berhadapan dengan orang-orang yang memegang kekuasaan (Pengkotbah 4:1-3).
Hidup itu berat! Sebab, hidup itu diwarnai dengan iri hati. Pengkhotbah melukiskan bahwa dalam hidup ini selalu saja ada orang-orang yang iri terhadap apa yang menjadi usaha dan pencapaian orang lain. Sekalipun orang lain telah membangun usaha dan bekerja berdasarkan kecakapan mereka. Sekalipun orang itu telah berjalan dalam jalan yang benar dalam meraih kesuksesan. Namun tidak berarti semua orang akan menghargai, menerima, serta mengapresiasi usaha dan pencapaian itu. Ada saja orang-orang yang mencibir dan merendahkan karena hati mereka diliputi oleh iri hati. (Pengkhotbah 4:4)
Lalu, jika ternyata hidup itu berat, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus menyerah dengan beratnya hidup ini? Apakah kita akan berdiam diri dan tidak melakukan apapun dalam hidup ini? Melalui Surat Kolose 4:2-6, kita dapat menemukan bahwa setidaknya ada 3 hal yang perlu untuk kita lakukan supaya kita dapat tetap menjalani hidup yang berat ini dengan baik dan benar.
1. BERTEKUNLAH DALAM DOA
Di tengah kehidupan yang berat ini, doa menjadi kekuatan agar kita tidak putus asa dalam menjalani kehidupan kita. Selain sebagai sarana komunikasi kita kepada Allah, doa juga merupakan sarana bagi kita untuk menguatkan diri menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Dengan tekun berdoa berarti kita tetap menjaga relasi kita dengan Allah dan menjaga kesadaran diri kita akan sumber kekuatan kita dalam menjalani hidup. Kekuatan kita bukanlah terletak pada kepandaian kita, kekayaan kita, kehormatan kita, atau kekuasaan kita. Sumber kekuatan dalam menjalani hidup yang berat ini adalah Allah sendiri. Dialah yang menolong, menopang dan menuntun kita.
2. JALANILAH DENGAN PENUH HIKMAT
Hidup yang berat ini akan semakin terasa berat tatkala kita menjalaninya dengan serampangan dan sembarangan. Oleh karena itu, supaya tidak semakin berat, kita diajak untuk menjalani hidup ini dengan bijak. Bijak di sini adalah bijak dalam kita memperlakukan orang lain dan bijak dalam kita mempergunakan waktu atau kesempatan yang Tuhan anugerahkan. Ada banyak orang yang hidupnya semakin berat karena ketidakbijaksanaannya dalam memperlakukan orang lain, sehingga timbul masalah dalam hidupnya. Ada orang yang hidupnya menjadi berat karena dia tidak memanfaatkan waktu kehidupannya dengan bijaksana, sehingga dirinya berada dalam masalah, karena ada banyak tugas dan tanggung jawab yang tidak dilakukan atau dilaksanakan. Kita tidak boleh demikian. Jika kita sadar bahwa hidup itu berat, ya mari kita bijak dalam menjalaninya. Jangan sampai hidup yang berat ini, semakin menjadi berat karena kita tidak bijak dalam menjalaninya.
3. BERUSAHALAH MENJADI ORANG BAIK
Beratnya hidup yang kita jalani terkadang terjadi sebagai akibat dari perkataan dan perbuatan kita sendiri. Kadang karena perkataan dan perbuatan kita, akhirnya kita harus berhadapan dengan masalah dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, firman Tuhan mengingatkan agar kita menjaga perkataan dan perbuatan kita sehingga tetap penuh kasih dan baik. Supaya dikemudian waktu, kita tidak mendapatkan masalah karena perkataan dan perbuatan kita sendiri. Janganlah kita melukai hati orang lain dengan perkataan kita. Jangan kita melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan sesama dan mahkluk lain. Hiduplah sebagai orang yang baik kepada sesama dan semua mahkluk Tuhan.
Itulah tiga hal yang Tuhan berikan untuk membekali kita dalam menjalani kehidupan yang berat ini. Perhatikanlah semuanya itu dan jalanilah waktu kehidupanmu dengan mempraktikkan ketiganya. Percayalah, Tuhan pasti menguatkanmu untuk tetap melangkah melewati beratnya hidup ini. Selamat menjalani hidup. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
- Berdoa agar masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan saat beraktifitas di luar rumah dan di tengah kerumunan.
- Berdoa bagi ketahanan ekonomi bangsa Indonesia di tengah ancaman resesi ekonomi global.
Nyanyian Penutup : KJ 438 : 1-3
“Apapun Juga Menimpamu”
Apapun juga menimpamu,
Tuhan menjagamu.
Naungan kasih-Nya pelindungmu,
Tuhan menjagamu.
Refrain :
Tuhan menjagamu waktu tenang atau tegang
Ia menjagamu, Tuhan menjagamu.
Bila menanggung beban berat,
Tuhan menjagamu.
Masa depanmu kelam pekat?
Tuhan menjagamu.
(kembali ke refrain)
Dipelihara-Nya hidupmu,
Tuhan menjagamu.
dan didengarkan-Nya doamu;
Tuhan menjagamu.
(kembali ke refrain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar