BERIMAN BERARTI ....

(Selasa, 9 Agustus 2022)

  

Saat Teduh


Nyanyian Pembuka : NKB 52 : 1-2


"Hai Orang Yang Beriman”


Hai orang yang beriman, tetap waspadalah!

sebab t'lah larut malam kelam bertambahlah.

Hai jagalah pelita dan janganlah cemas,

berjaga dan berdoa, k'lak datang Pelepas.


B'ri lampu t'rus bernyala dan tambah minyaknya.

Janganlah putus asa, tetap bersiaplah.

Pengawal di dewala memandang ke masyrik,

menanti datang fajar yang hilangkan pedih.

 

Pembacaan Kitab Mazmur 89 : 1-18

(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)


Doa Pembuka dan Firman

(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)


Pembacaan Alkitab

  • Perjanjian Lama : 2 Tawarikh 34 : 22-33
  • Perjanjian Baru : Ibrani 11 : 17-28


Renungan

    Seberapakah kita percaya dan beriman kepada TUHAN? Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang penting untuk kita terus tanyakan pada diri kita masing-masing. Sebab, kepercayaan dan iman kita kepada TUHAN akan sangat berpengaruh pada cara kita dalam menjalani kehidupan yang telah TUHAN anugerahkan kepada kita. Jika kita merupakan orang yang sangat percaya dan beriman kepada TUHAN, maka tentulah sikap dan cara hidup kita akan berbeda dengan orang yang sama sekali tidak percaya dan beriman kepada TUHAN. Hal itulah yang juga nampak dalam firman Tuhan yang kita baca hari ini. 

    Dalam 2 Tawarikh 34:22-33 dikisahkan bagaimana TUHAN berfirman kepada Yehuda melalui nabiah Hulda. Dalam firman-Nya, TUHAN mengungkapkan apa yang menjadi rencana-Nya kepada Hilkia, yang saat itu diutus oleh raja Yehuda. Dalam firman-Nya, TUHAN menyampaikan bahwa Ia akan memberikan hukuman kepada seluruh Yehuda, karena mereka sudah meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah lain. Namun, kepada raja Yehuda, TUHAN akan membebaskan dia dari situasi itu. Raja Yehuda tidak akan melihat malapetaka yang akan TUHAN hadirkan itu. 

    Menanggapi apa yang TUHAN sampaikan ini, maka raja Yehuda (Yosia) kemudian menunjukkan sikap yang mencerminkan iman percayanya kepada TUHAN. Ia meminta kepada semua orang yang berada di Yerusalem dan Benyamin untuk ikut serta menjalani pertobatan dan berbalik kepada ikatan perjanjian dengan TUHAN. Yosia tidak hanya berpikir tentang keselamatan dirinya sendiri, melainkan ia justru mengajak semua rakyat Yehuda untuk berbalik dari sikap hidupnya yang jahat di mata TUHAN. Ia menjauhkan segala dewa kekejian dari semua daerah orang Israel dan menyuruh semua orang yang ada di Israel beribadah kepada TUHAN, Allah mereka. Sepanjang hidup Yosia, mereka tidak menyimpang mengikuti TUHAN, Allah nenek moyang mereka. 

    Belajar dari Yosia, raja Yehuda, maka kita dapat menyimpulkan bahwa beriman dan percaya kepada TUHAN berarti bersedia untuk mendengarkan suara TUHAN dan memperhatikan-Nya dengan sungguh-sungguh. Beriman dan percaya kepada TUHAN berarti bersedia untuk mengubah kebiasaan hidup yang selama ini kita jalani, dengan kebiasaan hidup baru yang sesuai dengan kehendak TUHAN. Beriman dan percaya kepada TUHAN berarti bersedia untuk meninggalkan berbagai cara hidup yang dipandang salah oleh TUHAN. 

    Hal itulah yang juga dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab yang disebutkan oleh Paulus dalam suratnya Ibrani 11:17-28. Karena iman,  Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, dan Musa berani untuk menjalani hidup sebagaimana yang TUHAN kehendaki, sekalipun terkadang yang mereka hadapi di depan adalah sesuatu yang masih menjadi misteri bagi mereka. Karena iman, mereka tunduk pada arahan dan pimpinan TUHAN dalam hidup mereka. Mereka tidak melawan dan tidak mengabaikan suara TUHAN dalam hidup mereka.

    Nah, bagaimana dengan kita? Kita sering mengaku diri sebagai orang yang percaya kepada TUHAN. Kita sering merasa bahwa kita telah menjalani hidup dalam iman kepada TUHAN. Namun, apakah kita memiliki sikap hidup seperti yang dinampakkan oleh tokoh-tokoh Alkitab yang ada dalam bacaan kita hari ini? Apakah kita menjadi orang-orang yang selalu terbuka mendengarkan dan mengikuti suara TUHAN yang menuntun dan mengarahkan kita dengan taat? Marilah kita merenungkannya. Tuhan memberkati. Amin.


Doa Syafaat dan Penutup

  • Berdoa agar masyarakat tetap membatasi diri untuk bertemu dan berkerumun, supaya penyebaran covid-19 tidak lagi meningkat.


Nyanyian Penutup : PKJ 140 : 1-2


“Tuhanku Berjanji”


Tuhanku berjanji dengan firman-Nya;

segala diatasi-Nya.

Yang paling tak mungkin dimungkinkan-Nya,

bagi yang beriman pada-Nya.


Refrain :

    Tiada yang mustahil, 

    asal kuat beriman.

    Tiada yang mustahil 

    bila firman kau pegang.

    Firman Tuhanmu dengarkanlah:

    Tiada yang mustahil bagi-Nya!

    Percayalah kepada-Nya! 

    peganglah firman-Nya;

    Segalah hal, segala hal 

    menjadi mungkin beserta Tuhan.


Meski kau digoncang gelombang keras,

firman-Nya tetap jangkarmu.

dan biar manusia lemah dan fana,

firman Tuhan pegangan teguh.

(kembali ke refrain)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Dipulihkan, Diberkati, dan Dikuatkan oleh DIA”

Sabtu, 20 Desember 2025 SAAT TEDUH   PUJIAN PEMBUKA NKB. 143 _ Janji Yang Manis   Janji yang manis: ” ‘Kau tak ‘Ku lupakan”, tak terombang-a...