(Selasa, 12 Juli 2022)
Saat Teduh
Nyanyian Pembuka : NKB 85 : 1-2
“Kar'na Kasih-Nya”
Mengapa Yesus turun dari sorga,
masuk dunia g'lap penuh cela;
berdoa dan bergumul dalam taman,
cawan pahit pun dit'rima-Nya?
Mengapa Yesus menderita didera,
dan mahkota duri pun dipakai-Nya?
Mengapa Yesus mati bagi saya?
Kasih-Nya, ya kar'na kasih-Nya.
Mengapa Yesus mau pegang tanganku,
bila 'ku di jalan tersesat?
Mengapa Yesus b'ri 'ku kekuatan,
bila jiwaku mulai penat?
Mengapa Yesus mau menanggung dosaku,
b'riku damai serta sukacita-Nya?
Mengapa Dia mau melindungiku?
Kasih-Nya, ya kar'na kasih-Nya.
Pembacaan Kitab Mazmur 25
(dibaca secara berbalasan dengan anggota keluarga)
Doa Pembuka dan Firman
(dipimpin oleh salah satu anggota keluarga)
Pembacaan Alkitab
- Perjanjian Lama : Amsal 19 : 1-17
- Perjanjian Baru : 1 Yohanes 3 : 11-17
Renungan
Jika kepada kita ditanyakan, mana yang lebih mudah untuk kita lakukan dalam kehidupan kita: mengasihi atau membenci? Maka tak jarang kita akan mengatakan bahwa lebih mudah membenci daripada mengasihi. Sebab, kita hanya butuh satu alasan untuk bisa membangun kebencian terhadap orang lain. Sedangkan jika kita harus mengasihi, maka satu alasan saja tidak cukup buat kita mengasihi orang lain. Kita butuh segudang alasan agar kita bisa diyakinkan untuk mengasihi orang lain. Itulah yang yang seringkali kita jumpai dalam praktik kehidupan kita sehari-hari. Orang dapat dengan segera marah terhadap sesama dan memusuhinya hanya karena satu peristiwa tertentu yang terjadi dalam kehidupan. Sedangkan untuk dapat mengampuni, orang membutuhkan waktu yang lama dan bukti-bukti yang banyak supaya ia yakin bahwa orang itu telah berubah dan layak untuk diampuni.
Berangkat dari realita kehidupan yang demikian itu, maka firman Tuhan yang tertulis dalam 1 Yohanes 3 : 11-18 menjadi bagian yang layak untuk kita perhatikan dalam menjalani kehidupan sebagai umat Allah. Dalam firman Tuhan ini diungkapkan kepada kita bahwa kasih adalah tanda yang membedakan antara kita dengan orang-orang yang belum menerima keselamatan dari Allah. Jika kita mengaku diri sebagai umat yang telah menerima kasih karunia Allah, maka kita harus hidup saling mengasihi. Sebab firman Tuhan berkata, "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut." (1 Yoh 3:14)
Mengasihi adalah salah satu tindakan yang membuktikan kepada dunia bahwa kita adalah orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah. Dengan mengasihi berarti kita telah mewartakan kepada dunia tentang karya kasih Allah kepada orang lain. Oleh karena itu, bagi kita yang telah menerima keselamatan dan menjadi warga Kerajaan Allah, mengasihi bukanlah semata-mata sebuah pemahaman yang hanya berhenti pada tataran konsep, melainkan merupakan panggilan yang harus dinyatakan dalam bentuk tindakan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana mana firman-Nya yang berkata, "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yoh 3:18).
Pertanyaannya: sudahkah kita menjadi umat yang mempraktikkan kasih dalam tindakan yang nyata dalam hidup keseharian kita? Marilah kita merenungkannya. Tuhan memberkati. Amin.
Doa Syafaat dan Penutup
(dapat dipimpin oleh salah satu anggota keluarga atau dibagi dengan anggota yang lain)
- Berdoa untuk masyarakat agar dapat tetap membatasi diri dalam berkerumun dan tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam beraktifitas.
- Berdoa bagi keluarga masing-masing
Nyanyian Penutup : PKJ 277 : 1, 3
“Sekalipun Diriku Dapat Berkata-kata”
Sekalipun diriku dapat berkata-kata
dengan semua bahasa,
bahasa manusia dan bahasa malaikat,
ataupun yang lainnya.
tapi jika aku tak mempunyai kasih,
aku serupa gong yang menggema
dan canang yang gemerincing.
Sekalipun diriku membagikan
semua harta yang kumiliki,
bahkan aku serahkan tubuh jiwa ragaku,
dibakar pun 'ku sudi,
tapi jika aku tak mempunyai kasih,
tiada berguna lagi diriku,
tiada berguna diriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar