Kita Istimewa! - Kamis, 7 Agustus 2025

Kamis, 7 Agustus 2025

NYANYIAN PEMBUKA

https://youtu.be/Nd3wX13IaDs?si=QK2m_kkfGDRTNcR6


DOA PEMBUKA


BACAAN ALKITAB    Roma 9: 1-9


RENUNGAN

Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus mengungkapkan rasa sedih yang mendalam di dalam hatinya. Kesedihan itu bukanlah karena penderitaan atau kesusahan pribadinya, melainkan karena kondisi saudara-saudara sebangsanya, bangsa Israel. Meskipun mereka adalah bangsa pilihan Allah, banyak dari mereka menolak Kristus.

Dalam pasal 9 ayat 1-3, Paulus berkata, "Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Hati nuraniku memberi kesaksian dalam Roh Kudus bahwa aku sangat berdukacita dan pedih hati terus-menerus. Bahkan aku mau dikutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani."

Ungkapan ini menunjukkan betapa besar cinta Paulus kepada bangsanya. Ia rela mengorbankan segalanya, bahkan keselamatan pribadinya, demi keselamatan mereka. Ini adalah contoh kasih yang luar biasa, kasih yang tidak mementingkan diri sendiri. Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan, seberapa besar kasih yang kita miliki untuk orang-orang di sekitar kita, terutama mereka yang belum mengenal Kristus? Apakah kita memiliki beban di hati untuk mereka, atau kita hanya peduli pada keselamatan diri sendiri?

Paulus kemudian memaparkan berbagai hak istimewa yang dimiliki bangsa Israel dalam ayat 4-5. Mereka adalah bangsa yang diangkat menjadi anak Allah, mereka menerima kemuliaan, perjanjian-perjanjian, hukum Taurat, ibadah, dan janji-janji. Mereka berasal dari para bapa leluhur seperti Abraham, Ishak, dan Yakub. Dan yang paling istimewa, dari merekalah lahir Kristus menurut keturunan jasmani.

Semua hak istimewa ini seharusnya menjadi alasan bagi mereka untuk percaya kepada Kristus. Namun, banyak dari mereka gagal memahaminya. Ini menjadi pengingat bagi kita. Kita sebagai orang percaya juga telah menerima hak-hak istimewa yang tak ternilai, seperti keselamatan, pengampunan dosa, dan janji hidup kekal. Apakah kita menghargai dan mempergunakan hak-hak istimewa ini dengan bijak, ataukah kita menyia-nyiakannya?

Dalam ayat 6-9, Paulus menjelaskan bahwa tidak semua keturunan Abraham secara jasmani adalah anak-anak Allah yang sejati. Ia mengutip contoh Ishak dan Ismail. Meskipun keduanya adalah anak Abraham, hanya Ishak yang disebut sebagai anak perjanjian. Ini menunjukkan bahwa janji Allah tidak bergantung pada keturunan jasmani, melainkan pada kehendak dan panggilan-Nya.

Renungan ini menguatkan iman kita, bahwa keselamatan bukan berasal dari usaha manusia, tetapi sepenuhnya dari anugerah Allah. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita, tetapi karena kasih karunia-Nya yang besar. Janji-Nya adalah janji yang pasti dan tidak akan pernah berubah.

Mari kita merenungkan kembali, apakah kita sudah sepenuhnya mengandalkan anugerah Allah dalam hidup ini? Atau masihkah kita mencoba mengandalkan kekuatan atau perbuatan kita sendiri? Mari kita doakan juga mereka yang mungkin bergumul dengan persoalan hidup, sehingga sulit untuk merasakan keistimewaan dari Allah itu. Kiranya Tuhan menolong kita sekalian. Amin.


DOA SYAFAAT

  • Gereja yang memberikan kesempatan anak muda berkreasi
  • Pergumulan orang-orang terkasih, agar Tuhan tetap bisa dirasakan dan pertolongan-Nya tidak terlambat.
  • Perdamaian dan keadilan di Indonesia dan dunia


NYANYIAN PENUTUP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TATA IBADAH HARIAN Jumat, 19 Desember 2025     Pujian P e mbukaan KJ 25 : 1 – 3 – YA ALLAHKU DI CAH’YAMU   Ya Allahku, di cah’...